Menuju Era Baru Perawatan Tulang Belakang: Evolusi Riset, Ketimpangan, dan Teknologi

Selama lebih dari dua dekade, perawatan tulang belakang mengalami transformasi signifikan seiring bertambahnya beban global penyakit muskuloskeletal. Pada awal tahun 2000-an, studi besar seperti Spine Patient Outcomes Research Trial (SPORT) menjadi tonggak penting yang membandingkan efektivitas biaya antara pendekatan bedah dan non-bedah pada tiga diagnosis utama: spinal stenosis, degenerative spondylolisthesis, dan herniasi diskus. Temuan ini menyimpulkan bahwa meskipun bedah tergolong mahal, kualitas hidup pasien secara keseluruhan membaik, terutama pada jangka waktu 4 tahun.
Namun, di tengah keberhasilan pendekatan bedah, studi lanjutan menemukan bahwa banyak pasien yang mendapat terapi konservatif juga mengalami kekambuhan nyeri, bahkan setelah gejala sempat mereda. Suri et al. (2016) menemukan bahwa 41% pasien mengalami kambuhnya nyeri punggung bawah dalam 3 tahun setelah perawatan non-bedah, dengan faktor risiko termasuk kebiasaan merokok dan masalah sendi. Temuan ini menggarisbawahi bahwa solusi medis tidak bisa berdiri sendiri tanpa memperhatikan faktor gaya hidup dan sosial.
Menghadapi tantangan ini, pendekatan berbasis komunitas mulai mendapat perhatian. Penelitian oleh Munakomi dkk. (2017) di Nepal menunjukkan bahwa bahkan di pusat layanan terbatas sekalipun, perawatan cedera tulang belakang bisa menghasilkan hasil klinis yang setara dengan fasilitas kelas dunia, asalkan dikelola dengan protokol yang tepat dan pemahaman lokal. Ini menandai perubahan paradigma dari “pusat keunggulan” menjadi “konteks lokal dengan potensi tinggi”.
Langkah nyata lebih lanjut ditunjukkan oleh World Spine Care (WSC) yang mendirikan klinik di wilayah-wilayah underserved seperti Botswana dan Republik Dominika. Melalui model Global Spine Care Initiative (GSCI), mereka menekankan pendekatan berbasis bukti dan budaya lokal. Program ini dirancang untuk tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga membangun kapasitas riset dan pelatihan lokal untuk keberlanjutan jangka panjang.
Seiring berkembangnya pemahaman tentang determinan sosial kesehatan, para peneliti mulai menyoroti pentingnya faktor sosial dalam menentukan hasil klinis. Komentar oleh Nwachukwu (2022) pada studi tentang pascaoperasi tulang belakang menunjukkan bahwa faktor seperti kemiskinan lingkungan, akses terhadap fasilitas primer, dan tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tingkat rawat ulang, terutama dalam 30 hari pertama setelah operasi. Ini memicu seruan agar kebijakan kesehatan dirombak untuk memasukkan variabel determinan sosial ke dalam indikator kualitas pelayanan.
Menyusul perkembangan ini, Mallow et al. (2020) mengusulkan model baru bernama Intelligence-Based Spine Care (IBSC). Model ini mengintegrasikan data klinis, algoritma machine learning, dan pendekatan precision medicine untuk mempersonalisasi keputusan klinis. Alih-alih mengandalkan protokol satu-untuk-semua, IBSC memanfaatkan AI untuk memahami hubungan kompleks antara data imaging, gejala pasien, dan respons terhadap terapi, menciptakan perawatan yang lebih prediktif dan adaptif.
Terakhir, koreksi minor dalam laporan riset tahun 2019 pada jurnal Arthritis Care & Research menunjukkan pentingnya transparansi dan akurasi dalam data penelitian, meski tampak sederhana. Koreksi data jumlah pasien pada studi osteoarthritis (OA) menunjukkan komitmen komunitas ilmiah terhadap validitas bukti ilmiah.
Perjalanan penelitian dan kebijakan dalam perawatan tulang belakang telah berpindah dari pendekatan berbasis klinik elit menuju model yang lebih inklusif, berbasis komunitas, dan kini memasuki era digital berbasis kecerdasan buatan. Studi-studi terbaru menyerukan perlunya integrasi pendekatan multidisiplin, memadukan teknologi, kebijakan publik, budaya lokal, dan pemahaman sosial ekonomi, untuk benar-benar mengatasi beban global nyeri punggung dan disabilitasnya secara adil dan berkelanjutan.
Referensi :
Mallow, G. M., Siyaji, Z. K., Galbusera, F., Espinoza-Orías, A. A., Giers, M., Lundberg, H., ... & Samartzis, D. (2020). Intelligence-based spine care model: A new era of research and clinical decision-making. Global Spine Journal, 11(2), 135–145. https://doi.org/10.1177/2192568220973984
Munakomi, S., Bhattarai, B., & Cherian, I. (2017). Prospective observational research on the clinical profile and outcome analysis among a cohort of patients sustaining traumatic cervical spine and cord injury in a peripheral tertiary spine care centre in Nepal [version 1; peer review: 2 approved]. F1000Research, 6, 1957. https://doi.org/10.12688/f1000research.12911.1
Nwachukwu, B. U. (2022). It is time for health-care policy to reflect what is shown in disparities research. Commentary on “The Impact of Social Determinants of Health on 30 and 90-Day Readmission Rates After Spine Surgery”. Journal of Bone and Joint Surgery - American Volume, 104(e18), 1–2.
Suri, P., Pearson, A. M., Scherer, E. A., Zhao, W., Lurie, J. D., Morgan, T. S., & Weinstein, J. N. (2016). Recurrence of pain after usual nonoperative care for symptomatic lumbar disk herniation: Analysis of data from the Spine Patient Outcomes Research Trial. PM&R, 8(5), 405–414. https://doi.org/10.1016/j.pmrj.2015.10.016
Tosteson, A. N. A., Tosteson, T. D., Lurie, J. D., Abdu, W., Herkowitz, H., Andersson, G., ... & Weinstein, J. N. (2011). Comparative effectiveness evidence from the Spine Patient Outcomes Research Trial: Surgical versus nonoperative care for spinal stenosis, degenerative spondylolisthesis, and intervertebral disc herniation. Spine, 36(24), 2061–2068. https://doi.org/10.1097/BRS.0b013e318235457b
World Spine Care. (2016). Global forum: Spine research and training in underserved, low and middle-income, culturally unique communities: The World Spine Care charity research program’s challenges and facilitators. Journal of Bone and Joint Surgery - American Volume, 98(24), e110(1–9). https://doi.org/10.2106/JBJS.16.00723
Arthritis Care & Research. (2019). Erratum: Participants were pre-surgical patients with end-stage knee (n = 539), hip (n = 436), and spine (n = 151) OA. Arthritis Care & Research, 71(9), 1178.
https://doi.org/10.1002/acr.24119